Tak Sampai Terungkap



“Apa yang baru saja terjadi?” Tanya Olivia terkejut. Gadis muda yang tiba-tiba merubah raut wajahnya yang berseri menjadi ketakutan kala menyaksikan hal mengerikan terjadi tepat di depan matanya. Gemetar tubuhnya tampak jelas bagi siapa saja yang melihatnya. Waktu seakan terhenti, ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Sontak ia berlari ke tengah jalan bersama ramai orang-orang di sekitarnya. Ia mendapati kucing berbulu putih tebal kesayangannya berlumuran darah, terkulai lemas dikerubuti lalat yang entah datang darimana. Kucing jantan berjenis persia yang berumur dua tahun itu bernama Thomas. Thom, nama panggilan dari majikannya itu terlindas ban motor yang dikendarai oleh seorang pengantar pizza bernama Nick. Nick yang masih berjalan sempoyongan itu mencoba bertanggung jawab atas perbuatannya. Ia mengambil Thom dan membawa kucing malang itu ke klinik dokter hewan yang jaraknya hanya lima menit dari tempat kejadian. Namun niat baiknya itu harus berakhir penyesalan dan kekecewaan, nyawa Thom sudah tak bisa ditolong lagi sekalipun oleh manusia yang ahli dalam mengobati dan menyembuhkan.
            Namun Nick melihat suatu kejanggalan ketika dokter hewan itu menyatakan bahwa Thom sudah tak bernyawa. Sekilas Nick melihat perut Thom masih kembang kempis pertanda kucing itu masih bernyawa. Saat ia ingin memastikan apa yang ia lihat, dokter hewan itu malah menghalangi dan meminta Nick untuk segera mengurus administrasi. Dokter itu memastikan pada Nick bahwa ia akan mengurus bangkai Thom dengan baik dan menyediakan pemakaman untuk Thom di halaman belakang klinik tempatnya membuka praktik. Selain tempat praktik pengobatan hewan, di klinik itu juga tersedia tempat pemakaman hewan khusus untuk kucing dan anjing. Nick pun menyimpan rasa penasarannya dan segera menghubungi Olivia yang memiliki hak penuh untuk mengurus segalanya tentang Thom. Tak lupa Nick menceritakan kejanggalannya tentang pernyataan dokter itu pada Olivia. Sontak Olivia terkejut ditambah tak adanya rasa percaya pada Nick, namun Nick tak mengambil pusing ia hanya menjelaskan apa yang ia lihat meski tanpa respon yang baik dari Olivia.
Malam harinya ketika Olivia dan Nick hendak pergi ke klinik bermaksud untuk mengurusi administrasi pemakaman Thom, terlihat papan yang menggantung di pintu kaca klinik bertuliskan “Closed”.
“Ah, tampaknya kita harus kembali besok”, kata Nick sambil melotot pada papan itu.
“Tidak, mungkin dokter itu masih ada di dalam. Lihat lampunya masih menyala.” Tepis Olivia. “Ayo, kita masuk saja lah, lagi pula ini baru jam delapan”. Lanjutnya.
“Ya terserah kau saja, meski kau memaksa mungkin pintunya sudah di kunc….” Belum selesai ia berbicara, tiba-tiba Olivia membukakan pintu kaca klinik itu dengan mudahnya hingga terbuka lebar. “Baik lah, baik lah, ayo masuk meski kita berdua tampak melakukan aksi kriminal. Ah, dokter yang ceroboh”. Gerutu Nick yang tiada akhir.
“Diamlah, kalau kau tidak ingin ikut denganku diam saja di luar sana”. Ucap Olivia yang sedikit terganggu dengan kehadiran Nick.
“Baik, aku tunggu kau di sini”. Berselang kemudian. “tunggu Olivia, aku ikut denganmu saja”. Ujar Nick yang kemudian mengejar Olivia.
Saat mereka berjalan bersamaan dari satu ruangan ke ruangan lain, anehnya mereka tak menemukan satu orangpun yang ada dalam klinik pengobatan hewan tersebut. Hingga mereka melihat cahaya yang redup kemudian menjadi terang, tiba-tiba redup kembali berulang-ulang seperti itu dari arah pintu di ujung klinik itu. Rasa penasaran merasuk dalam benak Nick dan Olivia. Mereka lalu berjalan ke arah pintu itu dan  melihat seorang perempuan berambut hitam panjang, tinggi semampai, berpakaian serba putih layahknya seorang, dokter. Ya, memang benar dia adalah dokter yang mengurus bangkai Thom siang tadi.
Suasana malam itu tiba-tiba mencekam ketika Nick dan Olivia melihat ke sekitar ruangan yang ditempati dokter itu penuh dengan pajangan bangkai kucing dan anjing, dan parahnya lagi ada satu jasad manusia terlentang di meja operasinya, jasad manusia yang diketahui berjenis kelamin wanita itu dipenuhi dengan hiasan kabel yang menjalar dari ujung rambut hingga ujung kaki dan berakhir pada komputer yang dioperasikan oleh orang yang mengaku dokter hewan itu.
“Kloning”. Ujar Nick yang berbicara tak terlalu keras namun memecah keheningan. “Apa kau pernah mendengarnya? Aku sudah curiga sejak tadi siang pada dokter itu”. Lanjutnya.
“Ah, kau jangan sembarangan. Maksudmu kloning yang dilakukan dokter ini illegal?” Tepis Olivia yang masih tak percaya namun semakin di selimuti rasa penasaran. Mereka masih dalam keadaan mengintip di balik pintu, hingga tak sengaja pintu masuk ke ruangan itu mengeluarkan bunyi karena terdorong oleh kaki Nick yang digerakkan oleh rasa pegal. “Nick, kau bodoh.” Sentak Olivia kaget, tubuhnya tampak gemetar hebat. Sontak dokter yang mendengar suara ricuh itu memalingkan tatapannya kearah pintu dimana Nick dan Olivia berdiri. Raut marah terlukis jelas pada wajah cantik dokter itu, namun wajah cantiknya berubah seketika menjadi seperti iblis yang kerasukan berpuluh-puluh setan, ia membuka laci mejanya dan mengambil sebuah pistol kemudian diarahkan pada Nick dan Olivia. Nick dan Olivia lantas tak diam, mereka berlari menyelamatkan diri dan diikuti oleh dokter yang mengejar mereka. Namun naas bagi Olivia, lehernya tertembak oleh peluru pistol yang dilesatkan oleh dokter bengis itu namun beruntung tembakan itu hanyalah tembakan bius. Olivia terkulai lemas, ia terjatuh namun Nick tetap berlari menyelamatkan dirinya, “Maafkan aku Olivia, aku harus selamat.” Ujarnya sambil mempercepat laju larinya. Nick pun tiba di rumahnya dengan selamat namun dengan hati yang tak tenang. Di tengah malam ia berlari ke kantor polisi untuk melaporkan apa yang baru saja ia alami. Para polisi merespon baik laporan Nick dan menyiapkan pasukan untuk segera mengepung tempat praktik dokter hewan itu.
Setibanya di tempat, dengan hati-hati para polisi menggrebeg lalu masuk ke dalam klinik hewan tersebut. Namun tak ada hal yang mencurigakan, polisi dan Nick hanya menemukan tubuh Olivia yang masih terbaring di lantai. Dokter itu berhasil kabur meninggalkan proyek illegalnya di ujung ruangan di kliniknya. Saat para polisi masuk ke dalam ruangan tersebut, mereka melihat apa yang Nick ceritakan di kantor polisi. Salah satu polisi mengecek komputer si dokter, lalu ia mengerutkan dahinya ketika melihat tulisan dalam komputer “99…..100%....Finish”. Semua mata tertuju pada wanita yang berbaring di meja operasi. Ya, benar. Wanita hasil kloning itu telah berhasil dihidupkan. Ia bangkit dari tidur panjangnya, hidup dengan mata bulat dan bercahaya seperti mata kucing.




foto kucing persia imut


Comments