Hari Ibuku~

Bu, selamat….
Inilah harimu, hari yang biasa seluruh manusia di muka bumi ini sebut sebagai…..
Hari Ibu.

Membahas sosok pahlawan seperti mu, memang tak akan pernah ada akhirnya, tapi satu dari banyaknya kenangan kita yang selalu ku ingat…..

Ingat terakhir kali ketika aku melihatmu menangis karena ulahku. Yang aku yakini, kau tidak menangisi ulah buruk ataupun ulah bejadku. Kau menangisi ulahku yang disebut-sebut namanya, dipanggil ke depan banyak siswa dan orang tua siswa, dan diberi penghargaan sebagai peserta Ujian Nasional yang memiliki nilai terbaik setingkat program kelas Bahasa di sekolahku. Ya, meski hanya setingkat program kelas Bahasa di sekolahku.

Bu, tahukah? Mengetahui Ibu mengeluarkan air mata sucimu untuk ku, rasanya sesak. Hatiku sesak, dadaku sesak, nafasku sesak, otakku-pun jadi ikut-ikutan sesak. Aku yakin, saat itu tak sepenuhnya kau menangisi keberhasilanku. Rasa terharu dicampur miris melengkapi buliran air matamu. Haru karena keberhasilanku, dan terpaksa miris karena tiadanya sosok Bapak diantara kita, diantara keluarga kita yang tak melihat apa yang sedang kau lihat dan kau tangisi.

Bu, aku tahu. Kau ingin berbagi cerita ini dengannya. Berbagi kebanggaanmu bersamanya, merasakan keberhasilan mendidikku dengan didikanmu bersamanya. Tapi itu tak bisa lagi kau lakukan. Kau harus menelan dan merasakan kebanggaan itu sendiri, sendirian saja. Dan hal itulah yang membuatku semakin sesak melihat air matamu yang terus mengalir saat itu.

Bu, aku pikir tak apa. Selagi Allah masih memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan berbagi kasih, meski tanpa dia, aku pikir kita akan baik-baik saja, kita masih mampu tegak berdiri. Biarkan saja, adalah Allah, Allah sajalah yang kau jadikan tempat untuk kau berbagi. Biarkan pula Allah yang menyampaikan berita-berita manis tentang kita kepadanya.

Bu, meski kini kita tak sempurna. Aku akan tetap bersyukur. Percayalah bu, aku bersyukur karena terlahir dari rahim seorang Ibu seperti engkau. Ibu yang begitu Allah muliakan. Ibu yang do'anya mampu menggetarkan malam dan meneduhkan siang. Ibu yang mampu berdiri sendirian, memberikan payungnya yang teramat teduh pada kami. Iya Ibu, aku sangat bersyukur.

Bu, banyak orang yang bilang bahwa pengorbananmu tak ada habisnya. Orang bilang, jasa-jasamu tak akan pernah bisa terbalas oleh apapun. Meski aku membelah lautan untukmu sekalipun, meski aku mengejar bintang-bintang di langit dan kuberikan pada mu, semuanya tak ada apa-apanya. Begitukah, Bu?

Bu, kalau seperti itu berarti apapun yang aku lakukan tidak akan pernah mampu membalas segala-galanya yang telah engkau berikan? Bu, aku sedikit kecewa jika mendengar kata orang-orang.

Tapi Bu, aku pernah mendengar kalimat seperti ini, "Do'a anak shaleh akan membawa orang tuanya masuk surga." Bu, aku ingin menjadi anak shaleh, aku ingin membawamu masuk ke surganya Allah, kalau bisa surga yang tingkatannya paling tinggi diantara surga-surga yang ada. Ibu, aku ingin kita berkumpul disana nanti, bersama Bapak, Aa dan Teteh.

Bu, semoga saja !

Aku mencintaimu, Ibu. Selamat hari mu, Ibu....




 

Comments