Do’a dalam Syari’at Islam




            Dalam Islam, do’a memang lah suatu hal/ pekerjaan yang sudah menjadi biasa dilakukan, dalam situasi dan kondisi apapun di setiap hari nya selama seorang muslim itu masih hidup, do’a selalu beriringan dengan dirinya. Seperti saat akan bepergian, sebelum dan setelah makan, masuk ke kamar mandi, menggunakan pakaian, bercermin, bangun hingga hendak akan tidur, hampir semua kegiatan umat muslim tak pernah lepas dari do’a.
Do’a sendiri merupakan jalan/ penghubung antara makhluk dengan Khaliq nya. Doa adalah kegiatan spiritual yang mampu membuat hati setiap pemanjatnya merasa tenang, merasa didengarkan oleh Allah dan merasa lebih dekat dengan-Nya karena adanya kepercayaan terhadap kekuatan Allah.
Intinya do’a adalah proses penyampaian apa yang menjadi keinginan kita kepada Allah, dan sebagai seorang muslim, penyampaian keinginan itu harus hanya kepada Allah. Tujuannya, semata-mata hanya untuk beribadah dan untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik.
            Do’a umumnya berbentuk ucapan, baik itu ucapan yang diutarakan dalam hati maupun diutarakan secara lisan. Biasanya, do’a berbentuk ucapan itu dilakukan setelah shalat, seperti berdzikir, dll. Selain ucapan, do’a juga bisa berbentuk perbuatan, bentuk do’a ini biasanya merupakan pengaplikasian do’a yang dipanjatkan, karena do’a juga harus diiringi dengan usaha dari diri kita agar isi dari do’a yang dipanjatkan bisa terwujud, karena do’a tidak semerta-merta mengandalkan perkataan saja tanpa diiringi usaha.
            Saat kita berdo’a, memanjatkan apa yang kita inginkan dianjurkan agar melakukan beberapa hal terlebih dahulu, seperti bertaubat atau membaca istighfar. Beristighfar atau bertaubat menghapus dosa kecil maupun dosa besar yang telah dilakukan merupakan jalan untuk tazkiyyatun nafsi (menyucikan diri) tujuannya, agar diri terlebur dari segala yang menghalangi do’a tersebut sampai kepada Allah. Kedua, dianjurkan untuk memiliki wudhu. Karena ketika kita meminta kepada Allah selain harus bersih secara jiwa, kita juga dianjurkan untuk bersih secara raga melalui berwudhu. Selain itu, anjuran lain ketika kita hendak berdo’a kita juga tidak boleh tergesa-gesa. Sesuai hadist Rasul yang diambil dari Shahih Muslim berikut;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ.
Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Do’a seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Rasulullah SAW menjawab, "Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan, 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi." {Muslim 8/87}
Dari hadist diatas, ditemukan lagi anjuran lain ketika kita hendak berdo’a, yakni kita harus sepenuhnya yakin bahwa do’a yang kita panjatkan diijabah (dikabul oleh Allah). Kalau pun do’a kita belum dikabulkan, yakini bahwa ada hal yang membuat itu terhalang dan itu terjadi akibat diri kita sendiri, mungkinkah ada dosa-dosa kecil yang masih menghalangi do’a kita atau mungkin ada rasa takabur dalam diri kita yang tidak sepenuhnya yakin akan kekuasaan Allah SWT. Kita harus sabar dalam berdo’a, karena do’a itu bersifat prosedural, tidak datang secara instan.
Diijabah atau tidak nya do’a kita, itu hanya masalah waktu dan keperluan. Terkadang, Allah memandang do’a apa yang kita panjatkan itu sebenarnya tidak diperlukan oleh kita. “Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Ia memberikan apa yang kita butuhkan.” Kalimat tersebut mungkin akan lebih cepat dipahami maknanya jika kita mengalaminya sendiri. Contohnya, kita berdo’a agar bisa masuk Universitas favorite di Indonesia seperti UGM, setelah rajin berdo’a dan berusaha dengan mengikuti tes-tes yang cukup melelahkan, namun akhirnya Allah malah menjadikan UIN yang dasarnya tidak favorite, sebagai satu-satunya Universitas yang ia bisa masuki untuk menempuh perkuliahan.

Namun setelah dijalani, pelajaran dan perjalanan yang ia lalui di UIN sangat lah berharga dan mungkin tidak akan bia ditemukan di Universitas-universitas lain. Pelajaran agama yang sangat kental, membuatnya merasa lebih dekat dengan Allah, dan pada akhirnya ia menyadari bahwa ini adalah jawaban dari do’a nya selama ini. Bahwa ternyata, Allah memang memberikan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan.

Comments